Adsense Link 728 X 15;

Makalah Fiqih Tentang Shalat Tahajjud

Posted by Unknown Rabu, 14 Maret 2012 0 komentar
Adsense Content. recommended 336 X 300
Makalah Fiqih Tentang Shalat Tahajjud - Shalat salah satu rukun islam yang pertama, dimana setiap orang islam wajib menjalankan Shalat. Shalat yang wajib lima waktu dalam satu hari, mungkin teman-teman sudah tau semua Shalat apa yang harus dilaksanakan dalam satu hari tersebut. sebelumnya saya telah men-share tentang Makalah Fiqih - Riba dan Permasalahannya. semoga bisa bermanfaat. berikut pembahasan  Makalah Fiqih Tentang Shalat Tahajjud.

BAB I
PENDAHULUAN

1.    Latar Belakang
Ibadah sunnah adalah ibadah yang apabila dikerjakan mendapat pahala dan apabila tidak dikerjakan tidak berdosa. Sengaja disyariatkan Shalat sunnat ialah untuk menambal kekurangan yang mungkin terdapat pada shalat-shalat fardlu juga karena Shalat itu mengandung keutamaan yang tidak terdapat pada ibadat-ibadat lain. Umumnya, setiap individu memandang bahwa Shalat sunnah itu tidak begitu penting karena ada ibadat lain yang lebih penting dan hukumnya wajib yaitu Shalat fardlu. Dalam hal ini penyusun merasa tertarik untuk membuat makalah yang membahas tentang Shalat tahajjud. Maka dengan ini penyusun mengambil judul “Shalat Thajjud”.

2.  Identifikasi Masalah
Umumnya, Shalat tahajjud dikerjakan karena seseorang sedang mempunyai masalah dalam hidupnya atau karena semata-mata ingin
mendekatkan diri dan mendapatkan ridho Allah SWT. Dari uraian di atas, penyusun mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
1.  Alasan-alasan seseorang melakukan Shalat tahajjud
2.  Alasan-alasan seseorang tidak melakukan ibadat Shalat tahajjud
3.  Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui lebih dalam tentang sholat tahajjud dan alasan-alasan orang melakukan dan tidak melakukan shalat tahajud.

4. Ruang Lingkup Masalah
Agar masalah penelitian tidak terlalu luas dan lebih terfokus pada masalah dan tujuan penelitian maka dengan ini penulis membatasi masalah penelitian hanya pada ruang lingkup shalat tahajud.

5. Metode Penelitian
Untuk memperoleh data bahan penelitian makah ini, penulis menggunakan metode deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang suatu masyarakat atau kelompok orang tertentu atau gambaran tentang suatu gejala atau lebih (Atheron dan Klemmack: 1982).Biasanya penelitian deskriptif dimulai dengan mendesain penelitian, pengumpulan data, pengolahan data sampai penyajian data.
Adapun azas teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis adalah sebagai berikut:

1. Penelitian Lapangan
Merupakan penelitian dengan cara penelitian langsung ke lapangan untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan dari objek penelitian. Hal ini dilakukan dengan beberapa cara yaitu sebagai berikut:
1.  Wawancara
Adalah pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewawancara (pengumpul data) kepada responden, dan jawaban-jawaban responden dicatat atau direkam (Soehartono Irwan DR: 1995).
2.  Observasi
Secara luas, observasi atau pengamatan berarti setiap kegiatan untuk melakukan pengukuran (Soehartono Irwan DR:1995). Atau observasi disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakn seluruh alat indera (Arikunto Suharsimi Dr:1989).
2.  Penelitian Kepustakaan
Yaitu penelitian yang dilakukan melalui kepustakaan, mengumpulkan data-data dan keterangan melalui buku-buku dan bahan lainnya yang ada hubungannya dengan masalah-masalah yang diteliti.

BAB II
LANDASAN TEORI

1.    PENGERTIAN
Shalat tahajjud adalah shalat sunnah yang dikerjakan pada malam hari setelah tidur,adapun batas waktunya adalah setelah shalat isya sampai sebelum subuh.

1.    KEUTAMAANNYA
•  Allah telah memerintahkan kepada Nabi-Nya agar menjalankan shalat malam itu sebagaimama firman-Nya:
وَ مِنَ اْلَيْلِ فَتَهَجَدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ عَسَى أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًامَحْمُوْدًا
“Dan dari sebagian malam itu gunakanlah untuk bertahajjud sebagai shalat sunnah bagimu, semoga Tuhanmu akan membangkitkanmu pada kedudukan yang terpuji.”

•  Dijelasakan oleh Allah bahwa orang-orang yang menjaga shalat malam itulah sebenarnya yang berhak dan layak menerima kebaikan serta rahmat-Nya, sebagaimana firman-Nya:
إِنَّ المُتَقِيْنََ فِى جَنَاتٍ وَعُيُوْنٍ أخِذِنًَ مَااتَاهُمْ رَبُّهُمْ إِنَّهُمْ كَانُوْاقَبْلَ ذَلِكَ مُحْسِنِيْنَ كَانُواقَلِيْلاً مِنَ اللَيْلِ مَايَهْجَعُوْنَ وَ بِالأَسْحَارِهُمْ يَشْتَغْفِرُوْنَ.
“Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa itu berada dalam kebun-kebun dikelilingi mata air. Mereka menerima segala pemberian Allah, sebab dahulu sebelum itu mereka selalu berbuat kebaikan. Bahkan dahulu mereka sedikit sekali tidur di waktu malam dan selalu memohonkan ampunan di waktu pagi-pagi sebelum fajar.

• Mereka dipuji oleh Allah dan dimasukkan dalam golongan hamba-hamba-Nya yang berbakti,sebagaimana firman-Nya:
وَعِبَادُالرَّحْمَنِ الَّذِيْنَ يَمْشُوْنَ عَلَى الأَرْضِ هَوْنًا وَإِذَا خَطَبَهُمُ اْلَجَاهَلُوْنَ قَالُواْسَلاَمًا,وَاَلَّذِيْنَ يَبِيْتُوْنَ لِرَبِّهِمْ سُجَّدًا وَقِيَامًا.
“Dan hamba-hamba Allah Yang Maha Pengasih, ialah mereka yang berjalan di bumi dengan merendahkan diri dan apabila diganggu oleh pembicaraan orang-orang bodoh, mereka itu semalam-malaman beribadat kapada Allah, baik dengan sujud maupun dengan berdiri.”

•  Mereka diakui keimanannya oleh Allah.
•  Abdullah Bin Salam berkata:
“Pada waktu pertama kali Rasulullah saw datang di Madinah, orang-orang pun berduyun–duyun mengerumuninya. Saya sendiri orang yang datang kepadanya. Ketika saya perhatikan wajahnya, yakinlah saya bahwa wajah beliau itu bukan wajah seorang pendusta. Pertama-tama sabda yang saya dengar dari beliau adalah: ‘Wahai sekalian manusia, sebarkanlah salam, berikanlah makanan, hubungilah semua kerabat, bershalatlah di waktu malam dikala orang-orang sedang tidur, pasti kamu semua akan masuk surga dengan selamat sejahtera.
•  Salman Farisi berkata:
“Rasulullah saw bersabda: ‘Kerjakanlah shalat malam, sebab itu adalah kebiasaan orang-orang shaleh sebelummu dahulu, juga suatu jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah, pula sebagai penebus kejelekan-kejelekanmu, pencegah dosa serta dapat menghalaukan penyakit dari badan’.”

2.  WAKTUNYA
Shalat tahajjud itu dapat dikerjakan dipermulaan, di pertengahan atau di penghabisan malam, asalkan sesudah menunaikan shalat isya dan sesedah tidur. Sebaik-baiknya waktu untuk melakukan shalat malam itu ialah sepertiga malam yang terakhir.

1.  Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw bersabda:”Tuhan kita ‘azza wa jalla tiap malam turun ke langit dunia pada sepertiga malam yang terakhir. Pada saat itu Allah berfirman: ‘Barang siapa yang berdo’a kepada-Ku pasti Kukabulkan, barang siapa yang memohon pada-Ku pasti Kuberi, dan barang siapa yang meminta ampun padaKu pasti Ku ampuni.’

2.  Dari Amr bin Absah : “Saya mendengar Nabi saw bersabda: ‘Sedekat-dekatnya hamba pada Allah ialah pada tengah malam yang terakhir. Maka jikalau engkau dapat termasuk golongan orang yang berdzikir kepada Allah pada saat itu, usahakanlah’!

3.  BILANGAN RAKAATNYA
Shalat malam itu tidak mempunyai bilangan yang terbatas atau tertentu, jadi sudah hasil hanya dengan serakaat shalat sunnah witir sesudah isya.
Dari Anas r.a. dari Nabi saw sabdaya: “Shalat di mesjidku ini sama nilainya dengan sepuluh ribu shalat, shalat di masjidil haram sama dengan seratus ribu shalat, shalat di medan jihad sama dengan dua juta shalat. Tapi yang lebih banyak dari kesemuanya itu adalah dua rakaat yang dikerjakan oleh seseorang hamba di tengah malam.”
Yang lebih utama ialah menetapkan shalat malam secara terus-menerus sebanyak sebelas atau tiga belas rakaat.

5.  BEBERAPA TATA TERTIBNYA
Seseorang yang hendak melakukan shalat malam itu disunatkan:
1.  Di waktu akan tidur, hendaklah ia berniat hendak bangun untuk bershalat.
2.  Berusaha menghilangkan kantuk itu dari mukanya di kala bangun, kemudian bersuci.
3. Sebaiknya shalat malam itu dimulai dengan mengerjakan dua rakaat yang ringan dan selanjutnya bolehlah bershalat sesuka hati.
4.  Hendaknya dibangunkan pula keluarga.
5. Hendaklah menghentikan shalat dulu dan kembali tidur bila terasa sangat mengantuk sampai hilang kantuknya itu.
6. Hendaknya jangan memberatkan diri. Jadi hendaklah bershalat malam itu tidak sekedar tenaga, tetapi hendaklah mengerjakannya dengan tekun dan jangan sampai meninggalkan kecuali dalam keadaan yang sangat terpaksa.

6.  KIAT MEMPERMUDAH BANGUN MALAM
Imam Ghazali rah.a. telah membagi asbab (cara memudahkan) bangun malam menjadi dua, yaitu zahir dan sebab bathin.
1. Asbab zhahir yaitu :
1. Menyedikitkan makan, karena banyak makan akan banyak minum dan banyak tidur sehingga susah bangun tahajjud.
2. Mengurangi kesibukan, keletihan dan pekerjaan-pekerjaan berat di siang hari karena apabila terlalu letih maka akan banyak tidur.
3. Jangan meninggalkan qailullah (tidur pada siang hari) karena ini juga akan memudahkan bangun malam. Rasulullah saw bersabda “Qailullah-lah di siang hari dan carilah pertolongan Allah Qiyamullail”.
4. Hindarilah maksiat dan dosa-dosa karena ini juga memudahkan bangun malam. Sebab apabila seorang berdosa maka hatinya akan keras dan kerasnya hati akan menjauhkan diri dari Allah SWT.

2.  Asbab Bathin yaitu:
1.  Menjaga hati dari sifat kinah (mengada-ada), bid’ah serta merisaukan dan memikirkan perkara duniawi, karena barang siapa sibuk dengan memikirkan dunia, ia tidak akan mudah untuk bangun malam.
1.  Takut akan akhirat, membayangkan pemandangan neraka, dan menahan tidur manusia.
2.  Fikirkanlah keutamaan tahajjud yang tertera dalam ayat al-qur’an, hadits, dan atsar. Supaya timbul gairah dalam hati untuk mendapatkan pahala.
3. Timbulkanlah keyakinan dalam hati bahwa berapa banyak ayat Al-qur’an yang di baca dalam shalat, hakekatnya adalah berbicara pada Allah SWT dan Allah SWT mengetahuinya.

7.    ADAB-ADAB TAHAJJUD DAN MASALAH–MASALAH TAHAJJUD SECARA FIQH

Adapun adab-adab shalat tahajjud adalah sebagai berikut:
Apabila bangun untuk shalat tahajjud maka yang pertama kali adalah berdzikir kepada Allah SWT,
1. Apabila bangun shalat tahajjud maka berwudhulah dan bersiwaklah karena itu adalah salah satu adab-adab dalam shalat tahajjud.
2. Sebagian para ulama berpendapat bahwa apabila bangun pada malam hari hendaknya mandi. Kebiasaan Abdul Azis bin Zakaria dan kawan-kawannya, yaitu setiap malam setelah shalat isya mandi untuk beribadah karena mandi sebelum shalat tahajjud adalah lebih baik.
3. Memakai wangi-wangian dan memakai pakaian yang bagus.
4. Setelah semua yang telah disebutkan di atas dilaksanakan maka bentangkan sajadah dan berdirilah menghadap kiblat dengan penuh khusu dan khudu. Kemudian bacalah doa sebagaimana yang terdapat dalam berbagai hadits. Setelah itu mulailah shalat.
5. Pada waktu shalat tahajjud yakni pada waktu ruku, berdiri, dan sujud hendaknya setiap bacaannya dibaca satu kali, sebagaimana telah diriwayatkan dari Rasulullah saw.
6.  Hendaklah membaca Al-qur’an dengan tartil.
7.  Hendaklah berdo’a ketika mendengar ataupun membaca ayat rahmat atau ayat azab.
8. Ketika melaksanakan shalat tahajjud, hendaklah tawajjuh pada Allah dengan sempurna dan hendaklah menangis.
9.  Apabila datang kantuk maka tidurlah.
10. Kalau tertinggal bangun malam (shalat tahajjud) maka hendaklah menggantinya pada siang hari hal ini juga termasuk adab.
11. Berniat untuk bangun malam (shalat tahajjud) sebelumnya, karena kalau tertidur terus (sehingga tidak bangun), Allah akan memberikan juga pahala shalat tahajjud.
12. Barang siapa meyakini akan bangun pada akhir malam maka sunnah baginya mengakhirkan shalat witir.
Masalah-masalah tahajjud secara fiqh:
Menurut para fuqaha (ulama ahli fiqh) shalat tahajjud adalah mustahab, dan mereka menggolongkannya pada mandubat lail (amalan sunnah di malam hari). Akan tetapi qadhi tsanaullah mencatatnya sebagai sunnah muakadah (sunnah yang dikuatkan/ditekankan).

1. Para fuqaha pada umumnya berpendapat bahwa shalat tahajjud sekurang-kurangnya dua rakaat dan sebanyak-banyaknya delapan rakaat. Akan tetapi pada sebagian riwayat di jelaskan juga dua belas rakaat dan tidak ada sumbernya lebih dari dua belas rakaat.
2. Orang yang sudah biasa istiqomah melakukan shalat tahajjud maka makruh meninggalkannya jika tanpa udzur (halangan)
3.  Berdasarkan hasil fatwa ulama shalat tahajjud lebih utama dilakukan dua rakaat dua rakaat.
4.  Shalat tahajjud pada sepertiga malam yang akhir adalah lebih utama.

BAB III
PEMBAHASAN

Pada kesempatan ini, penulis mengambil 100 orang sebagai objek penelitian.
Jenis kelamin    Status
L    P    Pelajar / mahasiswa    Kepala / IRT
70    30    70    30

1.  Tabel alasan orang melakukan ibadah shalat tahajjud.
2. Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa alasan orang melakukan shalat tahajjud adalah karena sedang sedih/banyak masalah. Dalam hal ini sedang sedih/banyak masalah bisa disebabkan karena diputuskan pacar, banyak hutang, masalah keluarga, sedang tertimpa musibah,dll. Dan …..% alasan orang melakukan ibadah shalat tahajjud adalah karena sedang ujian. Hal ini sangat mungkin terjadi mengingat objek penelitian penulis sebagian besar berasal dari kalangan pelajar/mahasiswa yaitu 70%.

Para pelajar/mahasiswa yang melakukan shalat tahajjud karena sedang ujian/test tentunya mempunyai harapan agar ketika ujian/test diberi ketenangan hati, kejernihan fikiran, kondisi badan yang sehat serta sukses/lulus dalam ujian. Sedangkan dari kalangan kepala keluarga/ibu rumah tangga alasan bertahajjud karena ingin anaknya yang sedang ujian lulus, karena ingin masalah dalam keluarga bisa terselesaikan serta keluarganya dijadikan keluarga yang sakinah, mawadah, warohmah,dll. Dan ….% alasan orang bertahajjud karena ingin mendapat ridha dari Allah. Hal ini merupakan persentasi yang terkecil dari dua alasan lainnya karena mengingat sifat manusia memang seperti itu yaitu dekat dengan Allah ketika sedang dirundung masalah dan ketika masalah itu sudah terselesaikan manusia menjadi malas kembali untuk bertahajjud.

2.    Tabel alasan orang tidak melakukan ibadah shalat tahajjud
TABEL
GRAFIK
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar alasan tidak bertahajjud adalah karena malas/ngantuk. Sedangkan sisanya karena tahajjud hukumnya sunnah …..% dank arena sedang tidak ada masalah ….%. dalam hal ini alasan sedang tidak ada masalah maksudnya adalah untuk para pelajar/mahasiswa sebab sedang tidak ada ujian, tidak dalam keadaan sedih/bimbang sedangkan bagi para kepala/ibu rumah tangga karena sedang tidak punya hutang, tidak dalam keadaan sedih/bimbang.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

1.    Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di BAB IV, maka dapat penulis simpulkan bahwa sebagian besar orang bertahajjud karena sedang sedih/banyak masalah dalam hidupnya, hal ini sangat manusiawi mengingat sifat manusia memang seperti itu yaitu dekat dengan Allah ketika dirundung masalah dan ketika masalah itu sudah berakhir manusia menjadi malas kembali untuk bertahajjud dan bahkan lupa dengan pertolongan Allah terhadapnya. Dan alasan lainnya seperti karena sedang ujian ….% dan karena semata-mata ingin mendapatkan ridha Allah ….%.
Dan alasan paling banyak tidak bertahajjud adalah karena malas atau ngantuk dengan persentasi…% dari dua alasan yang lainnya.Hal ini sangat mungkin terjadi karena shalat tahajjud dilaksanakan pada tengah malam, diwaktu orang sedang tidur sehingga banyak orang yang malas untuk bangun dari tidurnya dan melakukan shalat tahajjud.

2. Saran
Jika manusia hanya menuruti hawa nafsu maka tentunya ibadah sunnah shalat tahajjud akan semakin jarang dilakukan. Dan jika manusia bertahajjud hanya karena sedang dirundung masalah dan membutuhkan pertolongan Allah SWT, hal ini sangatlah tidak adil bagi Allah seolah-olah menimbulkan kesan habis manis sepah dibuang, setelah diberikan pertolongan Allah manusia menjadi lupa bahkan tidak bersyukur karena pertolongan-Nya.
Setelah mencoba menarik kesimpulan dari data-data yang ada, penulis ingin memberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Janganlah malas bangun dari tidur untuk bertahajjud pada malam hari karena sesungguhnya shalat pada malam hari memberikan kekhusuan dalam ibadah dan sesungguhnya orang yang bangun dari tidur dengan niatnya saja bertahajjud sudah mendapatkan pahala dari Allah.
2. Bertahajjudlah baik dalam keadaan senang atau sedih.
3. Rajinlah bertahajjud karena banyak keutamaannya/hidayahnya.
4. Janganlah memandang shalat tahajjud itu sunnah hukumnya karena dengan hal itu orang akan malas bertahajjud.

Demikianlah pembahasan tentang Makalah Fiqih Tentang Shalat Tahajjud semoga bisa bermanfaat.
Adsense Content. bottom of article

0 komentar:

Posting Komentar